Ulasan Film Maharaja (2024): Kisah Tragis Tentang Ayah, Putri, dan Pembalasan

Maharaja 2024 adalah sebuah karya sinematik yang mengupas dalamnya hubungan antara seorang ayah dan putrinya di tengah badai tragedi dan dendam yang membara. Dalam film ini, kekerasan bukan hanya menjadi elemen naratif, melainkan juga menjadi refleksi dari sifat manusia yang paling gelap. Penonton diajak menyelami pertanyaan-pertanyaan mendalam tentang kodrat manusia, yang ditawarkan dalam balutan cerita yang penuh emosi.

Film ini dibuka dengan penggambaran kehidupan damai sebuah keluarga kecil yang tinggal di pinggiran kota. Maharaja, sang ayah, adalah seorang pria yang bekerja di salon dan hidupnya berpusat pada kebahagiaan putrinya setelah kehilangan istrinya dalam sebuah kecelakaan tragis. Kehidupan mereka yang sederhana namun penuh kasih tiba-tiba terguncang ketika sang ibu meninggal, meninggalkan Maharaja dan putrinya untuk saling bergantung satu sama lain.

Sang ayah dan putrinya memiliki ikatan yang sangat kuat, yang digambarkan dengan indah di sepanjang film. Dalam satu momen yang menyentuh, putrinya dengan bangga mengungkapkan bahwa Maharaja merasa senang diatur olehnya, sebuah tanda kasih sayang yang dalam dan tanpa syarat.

Cerita kemudian berkembang ketika Maharaja melaporkan hilangnya Lakshmi, sebuah tempat sampah baja yang memiliki makna khusus dalam hidup mereka. Lakshmi bukan sekadar benda mati; ia adalah simbol keselamatan, sebuah pengingat akan keajaiban yang menyelamatkan putrinya dari kecelakaan. Tempat sampah ini kemudian menjadi objek pemujaan mereka, seolah menjadi pelindung yang menjaga mereka dari bahaya yang lebih besar.

Namun, hilangnya Lakshmi ternyata hanyalah awal dari narasi tragedi yang lebih besar. Kehidupan yang tadinya damai mulai terganggu oleh peristiwa-peristiwa tak terduga yang memaksa Maharaja untuk mengambil tindakan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Dalam usahanya untuk mengatasi tragedi yang menimpa keluarganya, Maharaja memulai perjalanan yang penuh dengan penderitaan dan keputusasaan. Film ini mengungkap bagaimana seorang pria biasa, yang hidupnya terpusat pada cinta untuk putrinya, dipaksa untuk menghadapi sisi tergelap dari manusia. Maharaja berubah dari seorang ayah yang lembut menjadi seorang pria yang tak kenal ampun, didorong oleh hasrat untuk melindungi putrinya dan membawa pelaku keadilan.

Namun, perjalanan ini bukan hanya tentang pembalasan. Ini adalah tentang cinta yang mendalam, pengorbanan, dan keberanian untuk menghadapi ketidakadilan, meskipun harus melawan segala rintangan. Maharaja, dalam perannya sebagai protagonis, menjadi simbol dari kekuatan seorang ayah yang akan melakukan apa saja demi keselamatan anaknya.

Salah satu kekuatan utama dari Maharaja 2024 adalah gaya penceritaan sang sutradara yang kompleks, di mana ia dengan cerdik mencampurkan kilas balik dan masa kini tanpa memberikan batasan yang jelas. Hampir sepanjang film, penonton diajak untuk terus mengikuti kasus hilangnya Lakshmi dan Maharaja yang terlihat sebagai sosok dengan pemikiran sederhana namun memiliki tekad yang kuat.

Sayangnya, mendekati akhir, Maharaja 2024 sedikit kedodoran dan terkesan terburu-buru. Beberapa penjelasan yang seharusnya disampaikan dengan lebih gamblang justru diabaikan. Kehadiran si putri dengan barang penting di akhir film juga terasa kurang tepat, mengingat dia tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang barang tersebut.

Meski begitu, plot twist yang terungkap di penghujung film saya pikir adalah salah satu yang terbaik tahun ini, mungkin setara dengan kejutan dalam film legendaris Drishyam. 

Rate: 7.5-8.5/10