Ulasan Film The Most Beautiful Girl in the World (2025): Romansa Ringan dengan Pesona Terbatas


Film The Most Beautiful Girl in the World (2025) hadir sebagai sajian komedi romantis (romcom) Indonesia yang dirilis di Netflix pada 14 Februari 2025, bertepatan dengan Hari Valentine. Disutradarai oleh Robert Ronny, film ini mengusung premis menarik tentang seorang playboy kaya raya (yang sebenarnya kesan playboy sama sekali gagal terlihat) yang harus menemukan "wanita tercantik di dunia" demi warisan ayahnya. Dengan durasi 2 jam 2 menit, film ini dibintangi oleh Reza Rahadian dan Sheila Dara Aisha, dua nama besar yang diharapkan mampu menghidupkan cerita. 

Cerita berpusat pada Reuben Wiraatmadja (Reza Rahadian), seorang pewaris stasiun televisi WinTV yang terkenal. Setelah ayahnya meninggal, Reuben dihadapkan pada syarat wasiat yang unik: ia harus menikahi "wanita tercantik di dunia" untuk mendapatkan warisan. Untuk memenuhi syarat tersebut, ia memutuhskan untuk terjun langsung ke dalam reality show yang menjadi pendongkrak rating utama stasiun televisi WinTV, yakni The Most Beautiful Girl in the World, dan menunjuk Kiara (Sheila Dara Aisha), asisten produser yang berambisi menjadi produser di stasiun televisinya, untuk mengelola acara tersebut. Dinamika hubungan mereka berdualah yang membawa sentuhan romansa di tengah komedi ringan.

Satu hal yang langsung mencuri perhatian adalah chemistry antara Reza Rahadian dan Sheila Dara Aisha. Duet aktor dan aktris ini berhasil menghadirkan dinamika yang menarik, terutama pada momen-momen tarik-ulur di pulau terpencil. Reza, dengan pesona yang santai namun rapuh, mampu membuat penonton tersenyum. Sementara itu, Sheila sebagai Kiara tampil sebagai karakter yang cerdas dan tegas, memberikan keseimbangan yang pas. Adegan di pulau, dengan dialog ringan dan situasi kocak, menjadi puncak emosional yang cukup menghibur.

Secara visual, film ini juga patut diacungi jempol. Sinematografi menonjolkan keindahan alam Indonesia, terutama pada segmen pulau yang memanjakan mata. Pemilihan warna yang lembut dan pencahayaan yang natural memberikan kesan hangat, sesuai dengan nuansa romansa yang ingin disampaikan. Musik latar, termasuk lagu-lagu pop Indonesia yang ceria, turut memperkuat suasana tanpa terasa berlebihan.

Meski punya premis menarik, sayangnya eksekusi cerita terasa kurang mendalam. Perkembangan hubungan Reuben dan Kiara, misalnya, terkesan terburu-buru. Awalnya, Kiara jelas-jelas tidak tertarik pada Reuben, tapi tiba-tiba ia menunjukkan tanda-tanda cemburu tanpa penjelasan yang memadai. Transisi emosional ini terasa dipaksakan, membuat penonton sulit benar-benar terhubung dengan perjalanan cinta mereka.

Ending film juga menjadi poin lemah. Resolusi diselesaikan dengan cepat, seolah-olah sutradara kehabisan waktu untuk menutup cerita. Banyak pertanyaan yang dibiarkan menggantung, seperti bagaimana Reuben akhirnya benar-benar berubah menjadi pria yang serius dalam cinta. Durasi dua jam seharusnya bisa dimanfaatkan untuk memperdalam konflik dan karakter, tapi malah terasa sedikit bertele-tele di bagian awal dan terburu-buru di akhir.

Dari sisi teknis, film ini tidak menawarkan sesuatu yang luar biasa, tapi juga tidak mengecewakan. Editing cukup rapi, meskipun ada beberapa transisi yang terasa kurang mulus, terutama saat beralih dari segmen reality show ke momen intim Reuben dan Kiara. Sound design standar, dengan dialog yang jelas namun efek suara yang kadang terasa generik. Skripnya sendiri punya beberapa lelucon cerdas, tapi tidak cukup kuat untuk membuat film ini benar-benar berkesan sebagai komedi.

Film ini mencoba menyampaikan pesan bahwa cinta sejati tidak bergantung pada standar kecantikan fisik. Premis reality show yang awalnya terfokus pada penampilan perlahan bergeser menjadi pencarian makna cinta yang lebih dalam. Namun, pesan ini tidak dieksekusi dengan kuat. Alih-alih menawarkan kritik tajam terhadap obsesi masyarakat modern pada kecantikan, film ini malah terjebak dalam formula romcom klise yang aman.

The Most Beautiful Girl in the World (2025) adalah film romcom yang ringan dan menghibur, cocok untuk Anda yang mencari tontonan santai di akhir pekan. Chemistry Reza Rahadian dan Sheila Dara, ditambah visual yang cantik, menjadi daya tarik utama. Namun, cerita yang dangkal, perkembangan karakter yang kurang matang, dan ending yang terburu-buru membuatnya tidak benar-benar menonjol di antara film romansa lainnya. Film ini cukup baik untuk dinikmati sekali, tapi tidak meninggalkan kesan mendalam yang membuat Anda ingin menontonnya lagi.

Rate: 6+/10

Jika Anda penggemar Reza Rahadian atau Sheila Dara, atau sekadar ingin melihat romcom Indonesia dengan sentuhan modern, film ini layak dicoba. Tapi jika Anda mengharapkan cerita yang lebih kompleks atau emosi yang mengguncang, mungkin Anda akan sedikit kecewa. Bagaimana pendapat Anda tentang film ini? Silakan tinggalkan komentar di bawah!

Tonton di Netflix

Komentar