Ulasan Film Alien: Romulus (2024) - Petualangan Retro Horor dengan Sentuhan Baru

Meskipun memiliki beberapa elemen menarik, Alien: Romulus terasa seperti perjalanan yang tidak sempurna di dunia Alien. Disutradarai oleh Fede Alvarez, film ini mengambil tempat antara peristiwa film pertama Alien dan sekuelnya Aliens, membawa kembali nuansa retro horor klasik dengan tambahan sentuhan modern.

Sejujurnya, atmosfernya cukup oke. Film ini berhasil menghidupkan kembali suasana mencekam dengan tata set dan desain dunia yang begitu detail. Penambahan elemen-elemen seperti tambang bintang yang kumuh dan minim penerangan berhasil menciptakan kesan terisolasi dan putus asa, khas waralaba ini. Namun, saya merasa beberapa adegan terlalu klise, seperti kelompok karakter yang dibuat sibuk menghadapi krisis berulang kali tanpa pengembangan cerita yang signifikan. Hal ini sedikit mengurangi daya tarik film bagi saya.

Dari segi karakter, protagonis Rain yang diperankan oleh Cailee Spaeny mencoba membawa kepribadian khas pahlawan Alien, tetapi hasilnya terasa setengah matang. Hubungannya dengan Andy, android “saudara angkatnya,” memberikan dinamika yang menarik namun tidak sepenuhnya tergali. Saya merasa bahwa karakter-karakter ini memiliki potensi, tetapi kurang eksplorasi mendalam untuk membuat mereka benar-benar memorable, terutama jika dibandingkan dengan tokoh ikonik seperti Ripley.

Meskipun begitu, saya harus mengakui bahwa elemen horor film ini cukup berhasil. Adegan-adegan seperti serangan Xenomorph dan momen intens di ruang sempit membuat saya tidak bisa mengalihkan pandangan dari layar. Namun, beberapa momen terasa seperti hanya mengulang formula yang sudah familiar tanpa inovasi berarti. Terlepas dari itu, desain makhluk dan efek praktis dalam film ini memang patut diacungi jempol, terutama di babak akhir yang menampilkan varian baru Xenomorph yang sangat menyeramkan.

Di sisi teknis, saya terkesan dengan tata suara dan musik yang mendukung suasana horor. Setiap denting, langkah, dan raungan alien terasa menambah intensitas ketegangan, membuat pengalaman menonton terasa lebih mendalam. Sayangnya, meski eksekusi teknisnya kuat, narasi film terasa terlalu aman dan tidak memiliki kejutan besar yang benar-benar mengubah arah cerita.

Terlepas dari beberapa kekurangan itu, epilog film ini cukup menarik. Ia memperkenalkan elemen baru dalam mitologi Alien yang membuat saya penasaran dengan arah sekuel berikutnya. Namun, perjalanan untuk mencapai bagian tersebut terasa sedikit terlalu panjang dan kurang dinamis.

Singkatnya, Alien: Romulus adalah film yang mencoba menghormati warisan franchise ini sambil tetap menambahkan elemen baru. Bagi penggemar berat Alien, ini mungkin akan menjadi pengalaman yang menyenangkan, tetapi bagi penonton biasa, film ini terasa seperti langkah yang solid, meskipun tidak luar biasa.

Secara keseluruhan, meskipun film ini memiliki momen-momen yang menarik, kurangnya inovasi dan kedalaman narasi membuatnya sulit untuk masuk dalam jajaran terbaik dari waralaba Alien. Saya meninggalkan teater dengan campuran rasa puas dan sedikit kecewa, berharap film berikutnya akan lebih berani mengambil risiko.

Rate: 6 - 6.5/10

Komentar