Rahasia Rasa berfokus pada Ressa (diperankan oleh Jerome Kurnia), seorang chef berbakat yang dikenal karena kepekaannya dalam mengenali setiap bahan masakan, khususnya hidangan Italia. Namun, ia memiliki kelemahan yang tidak biasa: mual saat mencium aroma bumbu khas Indonesia, akibat trauma masa kecilnya. Ketika sebuah kecelakaan merenggut indera pengecapnya, dunia Ressa runtuh. Dalam keputusasaan, ia kembali ke kampung halamannya di Magelang, bertemu kembali dengan Tika (Nadya Arina), sahabat masa kecilnya yang kini mengelola wisata kuliner. Bersama Tika dan Mbah Wongso (Yati Surachman), Ressa menelusuri warisan kuliner Mustika Rasa, sebuah buku resep yang menyimpan rahasia besar, termasuk intrik sejarah dan politik Indonesia. Perjalanan ini tidak hanya tentang memulihkan indra perasa, tetapi juga tentang mendamaikan masa lalu dan menemukan cinta.
Salah satu daya tarik utama Rahasia Rasa adalah pendekatan visualnya yang memanjakan mata. Sinematografi film ini berhasil menangkap keindahan proses memasak, dari close-up bahan-bahan lokal seperti kunyit dan daun pandan hingga penyajian hidangan tradisional yang menggugah selera. Setiap adegan di dapur terasa hidup, dengan pencahayaan hangat yang mencerminkan kehangatan budaya Indonesia. Penggunaan teknik pengambilan gambar yang intim membuat penonton seolah-olah bisa mencium aroma masakan, menjadikan kuliner sebagai salah satu "karakter" utama dalam film ini.
Ide cerita film ini juga patut diacungi jempol. Menggabungkan kuliner dengan sejarah dan politik adalah langkah berani yang jarang ditemui dalam perfilman Indonesia. Inspirasi dari Mustika Rasa, sebuah proyek nyata yang digagas Soekarno untuk mendokumentasikan resep Nusantara, memberikan lapisan kedalaman yang membuat film ini lebih dari sekadar drama biasa. Penyisipan elemen sejarah, seperti dokumentasi kemerdekaan dan intrik politik, menambah bobot naratif, meski kadang terasa berlebihan. Akting para pemain, terutama Nadya Arina sebagai Tika dan Yati Surachman sebagai Mbah Wongso, memberikan pilar emosional yang kuat. Jerome Kurnia juga tampil meyakinkan sebagai Ressa, menampilkan pergulatan batin seorang chef yang kehilangan identitasnya.
Meski memiliki premis yang menjanjikan, Rahasia Rasa kadang kehilangan fokus dalam penyampaian ceritanya. Naskah karya Hanung Bramantyo, Haqi Achmad, dan Adi Nugroho mencoba meramu terlalu banyak elemen—drama personal, romansa, sejarah, politik, hingga aksi—sehingga narasi terasa seperti hidangan yang kelebihan bumbu. Babak ketiga film ini, yang beralih ke nuansa thriller dengan intrik ala National Treasure, terasa dipaksakan dan kurang terintegrasi dengan cerita utama. Twist tertentu, seperti pengungkapan rahasia karakter pendukung, terasa terburu-buru dan kurang emosional, membuat klimaksnya kurang memuaskan. Pada satu titik, saya merasa mungkin Film Indonesia perlu durasi setidaknya 3 jam untuk menyampaikan semua ide dengan baik.
Hubungan romansa antara Ressa dan Tika juga kurang tergali dengan baik. Meski chemistry keduanya cukup terasa, momen intim mereka sering kali terasa kaku dan terburu-buru, sehingga penonton sulit benar-benar terhubung dengan kisah cinta mereka. Selain itu, eksekusi teknis seperti editing kadang terasa kurang mulus, terutama pada transisi antara adegan drama dan aksi. Beberapa dialog juga terdengar klise, mengurangi kedalaman emosi yang seharusnya menjadi kekuatan film ini. Alur yang melambat di beberapa bagian, terutama saat eksposisi sejarah, membuat ritme film terasa tidak seimbang.
Dari sisi teknis, Rahasia Rasa menonjol dalam sinematografi dan desain produksi. Penggunaan warna-warna hangat dan kontras antara suasana perkotaan yang dingin dengan kehangatan pedesaan Magelang berhasil menciptakan atmosfer yang mendukung cerita. Soundtrack film ini, meski tidak terlalu menonjol, mampu mengiringi emosi dengan baik, terutama pada adegan-adegan intim. Namun, editing menjadi salah satu kelemahan. Beberapa potongan adegan terasa terlalu cepat atau tidak mulus, terutama saat beralih dari suasana kuliner yang santai ke aksi yang intens. Efek visual pada adegan aksi juga terasa kurang halus, mengurangi kesan realistis yang seharusnya mendukung narasi thriller.
Rahasia Rasa adalah film yang ambisius dengan visi kuat untuk mengangkat kuliner sebagai cerminan identitas budaya Indonesia. Visual yang memikat, akting yang solid dari para pemain, dan premis yang segar menjadikan film ini layak ditonton, terutama bagi mereka yang mencari hiburan dengan sentuhan sejarah dan budaya. Namun, alur yang berantakan, romansa yang kurang mendalam, dan eksekusi teknis yang tidak selalu mulus membuat film ini tidak mencapai potensi maksimalnya.
Film ini cocok untuk penonton yang ingin menikmati drama ringan dengan elemen kuliner yang kaya, tetapi mungkin kurang memuaskan bagi mereka yang mengharapkan narasi yang lebih terfokus dan emosional. Jika Anda penggemar film yang menggabungkan budaya dan drama, Rahasia Rasa layak masuk daftar tontonan Anda.
Rate: 6,5-7/10 atau 7-/10
Informasi Tambahan
- Judul: Rahasia Rasa
- Sutradara: Hanung Bramantyo
- Pemeran: Jerome Kurnia, Nadya Arina, Yati Surachman, Slamet Rahardjo, Ciccio Manassero, Valerie Thomas
- Genre: Drama, Romansa, Kuliner
- Tanggal Rilis: 20 Februari 2025
- Durasi: 121 menit
Komentar
Posting Komentar