Ulasan film Hi Five (2025): Petualangan Superhero Korea yang Kocak dan Penuh Tawa


Hi Five (2025), sebuah petualangan superhero Korea yang bikin kamu ketawa ngakak sambil mikir, "Eh, kalau aku punya kekuatan super kayak gini, pasti hidupku lebih seru!" Bayangin aja, lima orang biasa-biasa aja tiba-tiba dapet kekuatan super gara-gara transplantasi organ dari donor misterius. Ini bukan superhero ala Hollywood yang serius dan penuh drama, tapi lebih ke versi Korea yang ringan, penuh humor absurd, dan bikin relate banget sama kehidupan sehari-hari kita. Sebagai penggemar film superhero yang lagi capek sama formula klise, aku seneng banget nonton Hi Five karena dia nggak sok-sokan mau ubah dunia, tapi malah fokus ke kekacauan lucu yang timbul dari kekuatan mereka.

Hi Five disutradarai oleh Kang Hyoung-chul, yang terkenal dengan film-film komedi ringan seperti Sunny. Ceritanya dimulai dari malam gelap di rumah sakit, di mana seorang donor organ misterius tiba-tiba lenyap jadi abu setelah operasinya. Lima penerima organ itu – hati, kornea, paru-paru, hati, dan ginjal – mulai ngerasain hal-hal aneh. Ada gadis remaja pencinta taekwondo yang tiba-tiba bisa lari secepat kilat dan nendang apa aja sampe hancur, penulis gagal yang bisa hembusin angin topan dari mulutnya, hipster pengangguran yang bisa ngontrol gadget cuma dengan jentikan jari, manajer pabrik yang punya kemampuan penyembuhan, dan penjual yogurt ceria yang kekuatannya baru ketahuan belakangan.

Mereka ini nggak langsung jadi pahlawan super yang keren. Malah, awalnya bingung dan panik sendiri. Bayangin kalau kamu lagi jalan-jalan, tiba-tiba bisa lari super cepat dan nabrak tembok – pasti kocak kan? Mereka ketemu gara-gara tato misterius yang muncul di tubuh mereka, dan akhirnya bentuk tim HI-FIVE. Tapi, nggak lama deh, ada antagonis jahat: pemimpin kultus tua yang dapet pankreas dari donor yang sama dan bisa nyedot energi hidup orang lain. Dia pengen curi kekuatan mereka buat jadi abadi. Cerita berlanjut dengan aksi-aksi gila, kejar-kejaran mobil yang absurd, dan momen-momen emosional yang bikin hati hangat. Durasi filmnya sekitar 119 menit, pas buat nggak bikin bosan, tapi cukup buat nikmatin petualangannya.

Yang bikin Hi Five beda dari film superhero lain adalah premis transplantasi organ ini. Ini relate banget sama kita yang sering mikir, "Kalau hidupku berubah mendadak, aku bakal ngapain?" Karakter-karakternya nggak sempurna; mereka punya masalah sehari-hari seperti orang biasa, dari orang tua overprotektif sampe hutang numpuk. Itu yang bikin kita ngerasa deket, kayak lagi nonton temen-temen kita yang tiba-tiba dapet lotre kekuatan super.

Secara keseluruhan, plot Hi Five itu sederhana dan predictable, mirip banget sama origin story superhero klasik. Kamu bisa tebak dari awal: orang biasa dapet kekuatan, bentuk tim, lawan villain, selamatkan dunia. Tapi, justru di sinilah kekuatannya – film ini nggak berusaha jadi terlalu rumit. Dia fokus ke humor yang muncul dari kekacauan sehari-hari.

Dari segi cerita, Hi Five punya kelebihan di pengembangan karakter yang ringan tapi efektif. Setiap anggota tim punya backstory singkat yang nggak terlalu dalam, tapi cukup buat kita peduli. Gadis taekwondo, Wan-seo, yang diperanin Lee Jae-in, jadi pusat cerita dengan kepolosan dan keberaniannya. Dia mewakili kita yang lagi berjuang lawan batasan hidup, dan kekuatannya dari transplantasi hati bikin dia bisa ledakin apa aja – simbolis banget buat "hati yang kuat". Lalu ada Ji-sung, penulis yang hembusin angin super, yang sering bikin lelucon self-deprecating tentang kegagalannya. Itu relate buat siapa aja yang lagi ngerasa stuck di hidupnya.

Tapi, kekurangannya? Plotnya kadang terlalu cepat, sampe world-building-nya kurang. Siapa donor misterius itu? Kenapa organ-organnya kasih kekuatan? Nggak dijelasin detail, yang bikin cerita terasa dangkal. Villain-nya, Young-chun, juga agak kartunish – dia pemimpin kultus yang pengen abadi, tapi motivasinya nggak terlalu mendalam. Di akhir, klimaksnya seru dengan pertarungan tim vs villain, tapi endingnya predictable dan nggak ninggalin impact besar. Kalau kamu suka plot twist rumit, mungkin bakal kecewa, tapi kalau cari tawa dan aksi ringan, ini jackpot.

Salah satu kelebihan terbesar Hi Five adalah para aktornya. Ensemble cast ini punya chemistry yang bikin tim HI-FIVE terasa nyata, kayak geng temen yang lagi kumpul buat ngopi tapi malah ribut. Lee Jae-in sebagai Wan-seo luar biasa – dia bawa energi muda yang ceria, dan adegan taekwondo supernya bikin deg-degan sekaligus ketawa. Ahn Jae-hong sebagai Ji-sung, si penulis angin topan, paling lucu; ekspresinya yang polos tapi ceroboh bikin setiap dialognya hidup. Yoo Ah-in sebagai Gi-dong, hipster yang kontrol elektromagnetik, tambahin karisma cool yang dibalut humor – meskipun karakternya agak stereotip, performanya solid dan bikin kita simpati sama struggle-nya sebagai pengangguran.

Ra Mi-ran sebagai penjual yogurt, Seon-nyeo, curi perhatian dengan keceriaannya yang over-the-top; kekuatannya yang misterius sampe akhir bikin surprise yang manis. Kim Hee-won sebagai Yak-seon, manajer penyembuh, bawa nuansa dewasa yang grounding tim. Dan Park Jin-young (Jinyoung dari boyband GOT7) sebagai villain Young-chun – wow, ini peran baru buat dia! Dari idol jadi pemimpin kultus jahat yang haus kekuatan, dia bawa intensitas yang bikin antagonisnya nggak cuma jahat, tapi juga charismatic. Oh Jung-se sebagai ayah overprotektif Wan-seo tambahin lapisan emosional yang bikin cerita lebih relate, terutama buat yang punya orang tua posesif.

Dari sisi teknis, Hi Five punya produksi yang solid buat film Korea budget menengah. Sinematografi-nya vibrant dan colorful, cocok banget sama vibe komedi superhero. Adegan aksi dirancang kreatif – lihat aja bagaimana kekuatan super digabungin dalam pertarungan tim, seperti angin topan dorong musuh ke tembok yang ditendang super kuat. VFX-nya nggak sempurna, kadang keliatan CGI-nya agak kasar di bagian efek ledakan atau lari super cepat, tapi itu malah tambahin charm low-budget yang lucu, nggak pretensius kayak blockbuster Hollywood.

Editing-nya cepat dan dinamis, bikin pace film nggak pernah lambat. Soundtrack-nya campuran pop Korea dan lagu-lagu ikonik seperti Rick Astley, yang bikin adegan chase jadi memorable. Sound design juga bagus; suara hembusan angin atau jentikan jari terdengar satisfying. Tapi, kekurangannya, beberapa efek suara terlalu kartunish, dan lighting di scene malam agak gelap sampe susah liat detail.

Hi Five (2025) adalah film superhero Korea yang bikin hari kamu lebih cerah dengan humor absurd dan tim yang endearing. Kelebihannya ada di chemistry cast, aksi kreatif, dan premis unik transplantasi yang bikin relate sama perubahan hidup mendadak. Kekurangannya? Plot sederhana dan VFX yang kadang kurang polish. Kalau kamu lagi cari hiburan santai tanpa mikir berat, ini pilihan tepat – apalagi di tengah kelelahan superhero global. Tonton yuk, siapa tau besok kamu juga dapet kekuatan super dari makan yogurt!

Rate: 6.5-7/10

Untuk info lebih lanjut, cek IMDb Hi Five atau Rotten Tomatoes.

Komentar