Ulasan film Ne Zha 2 (2025): Kisah Takdir yang Mengguncang Langit dan Bumi


Ne Zha 2 (2025) adalah sekuel animasi fantasi China yang bikin hati berdegup kencang. Sebagai penggemar cerita mitologi yang dibalut dengan aksi seru dan humor ringan, film ini langsung bikin saya merasa seperti kembali ke masa kecil, di mana imajinasi tak terbatas dan setiap petualangan terasa begitu nyata. Dirilis pada awal 2025, film ini langsung mencuri perhatian dunia dengan box office yang meledak-ledak, tapi yang lebih penting, ia menyentuh hati dengan pesan tentang mengubah takdir sendiri. Kalau kamu suka animasi seperti Spider-Verse atau Dragon Ball, Ne Zha 2 pasti akan jadi favorit baru.

Setelah kejadian dahsyat di film pertama, jiwa Ne Zha dan sahabatnya Ao Bing selamat, tapi tubuh mereka hancur lebur akibat petir surgawi. Guru mereka, Taiyi Zhenren, punya rencana gila: membangun ulang tubuh mereka menggunakan Bunga Teratai Tujuh Warna yang mistis. Tapi, proses ini nggak semudah itu. Mereka harus menghadapi serangkaian ujian berbahaya dari klan naga yang memberontak, kekuatan surgawi yang korup, dan monster laut yang ganas. Ne Zha, si bocah nakal dengan kekuatan api iblis, harus berbagi tubuh dengan roh Ao Bing, pangeran naga yang lebih tenang dan bijaksana. Bersama, mereka bertarung untuk menyelamatkan desa Chentang Pass dan membuktikan bahwa takdir bisa diubah.

Cerita ini diadaptasi dari novel klasik China Investiture of the Gods, tapi disajikan dengan sentuhan modern yang bikin relatable. Ne Zha bukan pahlawan sempurna; dia impulsif, suka bercanda kasar, dan sering kali membuat kekacauan. Tapi justru itulah yang membuatnya dekat dengan kita—siapa sih yang nggak pernah merasa ingin melawan aturan yang nggak adil? Film ini berlangsung selama 2 jam 23 menit, yang mungkin terasa panjang untuk film animasi, tapi setiap menitnya terasa worth it, terutama saat klimaks yang bikin napas tertahan.

Ne Zha 2 (2025) punya keseimbangan yang bagus antara aksi epik, emosi mendalam, dan pesan moral yang kuat, tapi ada beberapa bagian yang bikin agak mengganggu.

Pertama, kelebihannya: Cerita ini luar biasa dalam membangun dunia mitologi China yang kaya. Dari istana surgawi yang terbuat dari giok berkilau hingga lautan yang bergolak dengan naga-naga raksasa, semuanya terasa hidup dan penuh lore. Hubungan antara Ne Zha dan Ao Bing adalah jantung film ini—mereka seperti saudara yang sering bertengkar tapi saling melindungi. Ada momen-momen emosional di mana Ne Zha mempertanyakan identitasnya sebagai "iblis" versus "dewa", yang mengingatkan kita pada perjuangan remaja modern melawan ekspektasi orang tua atau masyarakat. Pesan utamanya, bahwa kebaikan atau kejahatan bukan ditentukan oleh asal-usul tapi pilihan sendiri, sangat menginspirasi. Saya suka bagaimana film ini mengeksplorasi tema korupsi di kalangan dewa-dewa, membuat penonton berpikir tentang kekuasaan dan keadilan. Bagian akhir, dengan pertarungan skala besar yang melibatkan ribuan karakter, terasa seperti klimaks Lord of the Rings versi animasi—seru, intens, dan penuh twist yang tak terduga.

Humornya juga pas untuk tema fantasi ini: campuran slapstick seperti Ne Zha yang tiba-tiba "meledak" karena kekuatannya, dan lelucon ringan tentang persahabatan. Ini bikin film terasa ringan di awal, tapi semakin dalam seiring berjalannya waktu. Durasi panjangnya justru memungkinkan pengembangan karakter yang lebih baik, terutama orang tua Ne Zha, Li Jing dan Lady Yin, yang menunjukkan sisi manusiawi di balik kekuatan mereka. Secara keseluruhan, cerita ini berhasil menyampaikan bahwa persahabatan dan keberanian bisa mengubah dunia, membuat saya merasa terhubung secara emosional.

Namun, ada kekurangannya yang bagi saya cukup mengganggu. Bagian awal film terasa terlalu panjang untuk menjelaskan ini itu. Film ini seperti ingin memperkenalkan terlalu banyak elemen mitologi sekaligus, yang bisa bikin penonton baru bingung. Saya harus fokus banget untuk ikuti alurnya, dan ada saat-saat di mana pacing terasa lambat, terutama tambahan adegan-adegan yang terasa seperti filler ketimbang fokus pada jalan cerita utama. 

Namun, yang paling mengganggu sebenarnya adalah Ayah dan Ibu Ne Zha yang tiba-tiba digambarkan bisa terbang dan memiliki skill bertarung setara dewa, padahal mereka hanya manusia biasa. Saya mengerti jika ini hanyalah interpretasi bebas dari kisah klasiknya, namun mengingat di film pertama kemampuan ini tidak ada, jadinya benar-benar terasa mengganggu. Ini seperti plot hole yang nggak perlu, atau jalan pintas untuk membuat konflik lebih mudah diselesaikan, yang bikin konsistensi cerita agak goyah. Secara keseluruhan, kekurangan ini nggak sampai merusak film, tapi cukup untuk menurunkan rating versi saya.

Dari segi teknis, Ne Zha 2 (2025) adalah masterpiece animasi yang patut dipuji. Visualnya adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya lihat di film animasi —setiap frame seperti lukisan digital yang hidup. Animasi 3D-nya fluid, dengan detail halus pada rambut Ne Zha yang berapi-api atau sisik naga yang berkilauan. Pertarungan di langit atau laut terasa dinamis, menggunakan efek cahaya dan partikel yang bikin mata tak berkedip. Pengaruh anime mungkin ada, tapi dengan sentuhan China yang unik, seperti desain karakter yang terinspirasi seni tradisional —skala epiknya bikin merinding.

Suara dan musiknya juga top-notch. Sound design untuk ledakan atau raungan naga sangat imersif, sementara score orkestra campur elemen tradisional China menambah nuansa mistis. Pengisi suara, termasuk Michelle Yeoh sebagai Lady Yin di versi dub Inggris, memberikan emosi yang dalam. Secara teknis, film ini dibuat dengan budget $80 juta, tapi hasilnya melebihi ekspektasi Hollywood. Ini bukti bahwa animasi China sudah setara, bahkan unggul, di level global.

Ne Zha 2 (2025) adalah film animasi fantasi yang wajib ditonton bagi siapa saja yang suka cerita epik dengan hati. Ia unggul di visual memukau, aksi seru, dan pesan tentang mengubah takdir, tapi dikurangi sedikit oleh pacing awal yang lambat dan inkonsistensi kecil. Kalau kamu merasa stuck dalam rutinitas sehari-hari, film ini akan mengingatkan bahwa seperti Ne Zha, kamu bisa melawan arus dan ciptakan jalan sendiri.

Rate: 7-8/10

Referensi Tambahan

Komentar