Ulasan Film The Fire Inside (2024): Api Semangat yang Membara

Poster Film The Fire Inside (2024)

Film The Fire Inside yang dirilis pada tahun 2024 adalah sebuah drama olahraga yang mengusung tema perjuangan, semangat, dan penebusan. Disutradarai oleh Rachel Morrison, film ini mengisahkan perjalanan seorang petinju wanita, Claressa Shields, yang berusaha bangkit dari keterpurukan untuk meraih mimpinya di atas ring. Dengan durasi sekitar dua jam, film ini menawarkan kombinasi emosi mendalam dan aksi fisik yang intens, menjadikannya tontonan yang cukup memikat bagi pecinta drama berbasis kisah nyata. 

Cerita dimulai dengan Claressa, diperankan dengan penuh tenaga oleh Ryan Destiny, sebagai seorang remaja dari Flint, Michigan, yang hidup di tengah tantangan ekonomi dan sosial. Ia menemukan pelarian dan tujuan hidupnya dalam tinju, sebuah olahraga yang didominasi pria. Didampingi pelatihnya, Jason Crutchfield (Brian Tyree Henry), Claressa berlatih keras untuk menjadi petinju terbaik, bahkan hingga meraih medali emas Olimpiade. Namun, perjalanan itu tidak mulus. Film ini menyoroti bagaimana ia menghadapi diskriminasi gender, tekanan keluarga, dan keraguan diri, sambil tetap mempertahankan "api dalam dirinya" untuk terus bertarung.

Plotnya berfokus pada dua fase utama: kebangkitan Claressa menuju puncak karier dan perjuangannya untuk tetap relevan setelah kesuksesan awal. Konflik internal dan eksternal digambarkan dengan cukup baik, meskipun ada beberapa momen yang terasa berulang atau kurang mendalam.

Salah satu daya tarik utama The Fire Inside adalah pesan inspirasinya. Film ini berhasil menangkap esensi perjuangan seorang wanita dalam dunia yang sering kali tidak ramah. Claressa Shields digambarkan sebagai karakter yang tangguh namun manusiawi, dengan lapisan emosi yang membuat penonton bisa berempati. Ryan Destiny tampil memukau, membawa energi yang meyakinkan baik di dalam ring maupun di luar ring. Ekspresinya saat menghadapi kekalahan atau kemenangan terasa autentik, seolah-olah ia benar-benar hidup dalam karakter tersebut.

Brian Tyree Henry sebagai pelatih juga menjadi pilar penting. Chemistry antara keduanya menciptakan dinamika yang hangat dan mendukung, memberikan kedalaman pada hubungan guru-murid yang menjadi inti cerita. Adegan latihan dan pertandingan tinju dirancang dengan koreografi yang realistis, membuat penonton merasakan setiap pukulan dan keringat yang tumpah. Dari sisi cerita, film ini sukses menyampaikan bahwa kemenangan sejati bukan hanya soal trofi, tetapi tentang mengatasi rintangan dalam diri.

Jason Crutchfield mendampingi anak didiknya, Claressa Shields

Meski memiliki banyak kelebihan, The Fire Inside tidak luput dari kekurangan. Dari segi teknis, sinematografi yang digarap oleh Rachel Morrison—yang juga dikenal sebagai sinematografer handal—terkadang terasa inkonsisten. Ada momen-momen indah dengan pencahayaan dramatis yang memperkuat emosi, tetapi di beberapa bagian, pengambilan gambar terasa datar dan kurang inovatif untuk sebuah film olahraga. Editing juga menjadi masalah, terutama pada transisi antar adegan yang kadang terasa tergesa atau malah terlalu lambat, membuat alur cerita kehilangan momentum.

Dari sisi narasi, film ini cenderung terjebak dalam pola klise drama olahraga: karakter utama jatuh, bangkit, lalu menghadapi pertarungan terakhir. Beberapa subplot, seperti konflik keluarga Claressa, terasa kurang dieksplorasi secara mendalam, sehingga emosinya tidak benar-benar mendarat. Durasi yang cukup panjang juga membuat beberapa bagian terasa bertele-tele, padahal bisa dipadatkan untuk menjaga intensitas.

Secara visual, film ini memiliki estetika yang kuat saat menampilkan pertandingan tinju. Penggunaan close-up pada wajah petinju dan slow-motion pada pukulan krusial cukup efektif membangun ketegangan. Namun, di luar ring, gambarannya kurang konsisten, dengan beberapa latar belakang yang terasa generik. Scoring musiknya cukup mendukung, dengan irama yang membangkitkan semangat, meskipun tidak ada soundtrack yang benar-benar memorable..

The Fire Inside adalah film yang solid namun tidak luar biasa. Ini adalah tontonan yang akan memuaskan Anda jika Anda menyukai kisah inspiratif tentang perjuangan melawan segala rintangan. Akting yang kuat dan pesan positif menjadi nilai jual utama, tetapi kekurangan dalam teknis dan alur membuatnya tidak mencapai potensi maksimal. Film ini layak ditonton, terutama bagi penggemar drama olahraga atau mereka yang ingin melihat kisah nyata tentang ketangguhan seorang wanita. Namun, jangan berharap terlalu tinggi untuk sebuah karya yang revolusioner.

Rate: 7/10

Lihat detail film di IMDb

Komentar