Ulasan Film Kesari Chapter 2: The Untold Story Of Jallianwala Bagh (2025)


Film Kesari Chapter 2: The Untold Story of Jallianwala Bagh (2025) adalah sekuel spiritual dari Kesari (2019), yang kali ini beralih dari medan perang ke ruang pengadilan. Disutradarai oleh Karan Singh Tyagi, film ini mengangkat kisah nyata C. Sankaran Nair, seorang pengacara India yang berani menantang Kerajaan Inggris untuk mengungkap kebenaran di balik Pembantaian Jallianwala Bagh tahun 1919. Film ini berhasil menyajikan drama pengadilan yang intens dan emosional, meski tidak luput dari beberapa kekurangan. 

Film ini berfokus pada C. Sankaran Nair (Akshay Kumar), seorang pengacara terhormat yang awalnya setia pada mahkota Inggris dan menjadi bagian dari Dewan Viceroy. Namun, Pembantaian Jallianwala Bagh, di mana ratusan bahkan ribuan warga sipil tak bersenjata ditembaki oleh pasukan Inggris di bawah komando Jenderal Dyer, mengguncang keyakinannya. Nair memutuskan untuk menentang mantan tuannya, membawa kasus ini ke pengadilan untuk membuktikan bahwa pembantaian itu adalah genosida, bukan sekadar penumpasan kerusuhan bersenjata. Bersama rekannya, Dilreet Gill (Ananya Panday), dan melawan pengacara Inggris yang tangguh (R. Madhavan), Nair menghadapi pertarungan hukum yang penuh intrik, manipulasi, dan tekanan politik.

Salah satu kekuatan utama Kesari Chapter 2 adalah kemampuannya menghadirkan emosi yang mendalam. Adegan pembantaian Jallianwala Bagh digambarkan dengan penuh sensitivitas, menggunakan visual yang kuat dan minim dialog untuk menyampaikan kengerian peristiwa tersebut. Keheningan dalam adegan ini justru memperkuat dampak emosional, membuat penonton merasakan beratnya tragedi tersebut. Kisah seorang anak kecil yang kehilangan keluarganya dalam pembantaian, diperankan dengan apik oleh Krish Rao, menjadi benang merah yang mengharukan dan menambah dimensi kemanusiaan pada narasi.

Performa aktor menjadi pilar penting film ini. Akshay Kumar tampil memukau sebagai Sankaran Nair, menampilkan perubahan karakter dari loyalis Inggris menjadi nasionalis yang penuh semangat. Ia berhasil menyeimbangkan kerentanan dan kemarahan, terutama dalam monolog pengadilan yang penuh gairah. R. Madhavan sebagai lawan pengadilan juga tak kalah cemerlang, menghadirkan intensitas yang terkendali namun mengintimidasi. Ananya Panday, meski awalnya tampak ragu-ragu, menunjukkan perkembangan karakter yang meyakinkan sebagai Dilreet Gill, seorang pengacara muda yang bertransformasi menjadi sosok pemberani. Simon Paisley Day sebagai Jenderal Dyer berhasil mencuri perhatian dengan penggambaran yang kejam, diperkaya dengan latar belakang masa kecilnya yang memberikan sedikit nuansa psikologis pada karakternya.

Di sisi lain, salah satu kelemahan utama adalah kecenderungan untuk menambahkan elemen dramatis ala Bollywood yang terasa berlebihan. Beberapa monolog, meski kuat, terasa seperti dibuat untuk memancing tepuk tangan penonton ketimbang mempertahankan autentisitas sejarah. Perpindahan lokasi pengadilan dari London ke Punjab, yang kemungkinan besar dilakukan untuk mempermudah penggunaan bahasa Hindi, mengurangi akurasi historis dan membuat beberapa karakter terasa kurang sesuai dengan konteks zaman. 

Aspek teknis seperti kostum, meski dirancang dengan baik oleh Sheetal Iqbal Sharma, kadang-kadang gagal menciptakan nuansa awal abad ke-20, membuat beberapa karakter terlihat seperti berada di era modern. Musik latar juga menjadi pedang bermata dua: meskipun mendukung suasana emosional, penggunaannya yang berlebihan di beberapa adegan justru mengurangi intensitas narasi.

Dari sisi teknis, film ini menawarkan kualitas produksi yang solid. Sinematografi berhasil menangkap kontras antara keindahan Punjab dan kekejaman pembantaian, dengan palet warna yang kaya namun suram untuk mencerminkan suasana kelam. Rekreasi Jallianwala Bagh dibuat dengan detail yang mengesankan, memberikan kesan realistis tanpa berlebihan dalam penggambaran kekerasan. Tata suara, terutama dalam adegan pengadilan dan pembantaian, mampu membangun ketegangan yang kuat. 

Kesari Chapter 2: The Untold Story of Jallianwala Bagh adalah film yang berhasil menggabungkan sejarah, drama, dan emosi dalam sebuah paket yang menghibur sekaligus mendidik. Film ini menonjol berkat performa aktor yang kuat, penggambaran emosional dari tragedi Jallianwala Bagh, dan narasi pengadilan yang menegangkan. Namun, kecenderungan untuk menambahkan elemen dramatis ala Bollywood dan beberapa inkonsistensi historis sedikit mengurangi keotentikannya. Bagi pecinta film sejarah atau drama pengadilan, film ini tetap layak ditonton untuk mengenal sosok C. Sankaran Nair dan perjuangannya yang jarang dikisahkan. Film ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pengingat akan pengorbanan yang membentuk sejarah kemerdekaan India.

Rate: 7+/10

Komentar