Thunderbolts mengisahkan sekelompok antihero MCU yang direkrut oleh Valentina Allegra de Fontaine (Julia Louis-Dreyfus), Direktur CIA dengan agenda misterius. Tim ini terdiri dari Yelena Belova (Florence Pugh), Bucky Barnes alias Winter Soldier (Sebastian Stan), Red Guardian (David Harbour), Ghost (Hannah John-Kamen), Taskmaster (Olga Kurylenko), U.S. Agent/John Walker (Wyatt Russell), dan Sentry (Lewis Pullman). Mereka terjebak dalam jebakan mematikan yang dirancang Valentina, memaksa mereka bekerja sama dalam misi berbahaya sembari menghadapi masa lalu kelam masing-masing. Cerita berfokus pada tema penebusan, pencarian jati diri, dan dinamika kelompok yang penuh ketegangan namun hangat.
Salah satu kekuatan utama Thunderbolts adalah pendekatan emosionalnya yang matang. Tidak seperti formula MCU yang sering mengandalkan efek multiverse atau cameo kejutan, film ini memilih jalur sederhana namun mendalam, mengeksplorasi trauma dan kerapuhan setiap karakter. Yelena Belova, yang diperankan dengan brilian oleh Florence Pugh, menjadi jantung cerita. Karakternya bergulat dengan kekosongan pasca-kehilangan Natasha Romanoff, dan Pugh berhasil menyampaikan emosi itu melalui ekspresi, dialog sarkastik, hingga momen-momen rapuh yang menyentuh. Chemistry antar karakter, terutama antara Yelena dan Bob a.k.a The Sentry, menciptakan dinamika kelompok yang disfungsional namun relatable, mengingatkan pada vibe Guardians of the Galaxy.
Dari sisi teknis, Thunderbolts menawarkan visual yang memukau. Sinematografi oleh Andrew Droz Palermo, yang sebelumnya menggarap The Green Knight, menghadirkan komposisi gambar yang estetis, terutama pada adegan aksi praktikal yang terasa “old-school Marvel”. Penggunaan efek CGI terasa lebih terukur dibandingkan film MCU lain, memberikan kesan realistis pada pertarungan. Skor musik dari Son Lux juga patut diacungi jempol, menjadi “karakter” tak terlihat yang memperkuat emosi setiap adegan. Momen ketika tema klasik Avengers dimainkan di pengujung film bahkan mampu membangkitkan bulu roma, menandakan potensi tim ini sebagai “The New Avengers”.
Meski memiliki banyak kelebihan, Thunderbolts tidak sempurna. Ritme cerita di bagian tengah terasa melambat karena fokus pada dialog dan pengembangan karakter. Bagi penonton yang mengharapkan aksi tanpa henti, ini bisa menjadi kelemahan. Selain itu, antagonis dalam film ini kurang dominan. Ancaman utama, yang seharusnya menjadi pendorong konflik, terasa tertindih oleh perjalanan emosional karakter utama. Hal ini membuat klimaks cerita sedikit kehilangan greget, meskipun diimbangi oleh twist mengejutkan di akhir. Peran Valentina sebagai dalang juga terasa kurang dieksplorasi, membuat motivasinya agak kabur.
Florence Pugh sekali lagi membuktikan dirinya sebagai salah satu aktris terbaik generasi ini. Sebagai Yelena, ia mencuri perhatian di setiap adegan, baik saat melempar humor sinis maupun menunjukkan kerentanan emosional. Sebastian Stan sebagai Bucky memberikan lapisan kemanusiaan yang kuat, sementara David Harbour sebagai Red Guardian menghadirkan humor yang menyeimbangkan nada kelam film. Lewis Pullman sebagai Sentry juga menonjol, terutama dalam menggambarkan konflik batin karakternya yang rapuh secara mental. Sayangnya, beberapa karakter seperti Ghost dan Taskmaster kurang mendapatkan sorotan, membuat mereka terasa seperti pelengkap.
Thunderbolts berani tampil berbeda dengan pendekatan yang lebih dialog-driven, mengingatkan pada drama ala Martin Scorsese ketimbang blockbuster superhero pada umumnya. Tema kesehatan mental, seperti trauma dan self-acceptance, dihadirkan dengan cara yang matang dan tidak memaksa. Film ini juga berhasil menghindari jebakan multiverse yang sering membingungkan, memilih cerita yang lebih grounded dan fokus pada hubungan antar karakter. Dua adegan pascakredit menjadi bonus menarik, memberikan petunjuk tentang arah masa depan MCU yang lebih kompleks.
Thunderbolts adalah bukti bahwa MCU masih mampu menghadirkan cerita yang segar dan bermakna. Film ini berhasil menggabungkan aksi, humor, dan emosi dengan proporsi yang pas, didukung oleh performa akting memukau dan eksekusi teknis yang solid. Meskipun ritme lambat di tengah cerita dan antagonis yang kurang kuat sedikit mengurangi intensitas, kekuatan karakternya dan pendekatan naratif yang dewasa membuatnya layak disebut sebagai salah satu film MCU terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Bagi penggemar yang merindukan cerita MCU dengan bobot emosional seperti Captain America: The Winter Soldier atau Guardians of the Galaxy, Thunderbolts adalah tontonan wajib.
Rate: 8/10
Komentar
Posting Komentar