Ulasan Film Twilight of the Warriors: Walled In (2024): Kembalinya Aksi Brutal dengan Gaya Hong Kong Klasik

Menonton Twilight of the Warriors: Walled In (2024) seperti terasa terlempar kembali ke era kejayaan film aksi Hong Kong yang penuh dengan adu otot, tendangan mematikan, dan kisah-kisah epik tentang persahabatan di tengah kekacauan. Film ini, disutradarai oleh Soi Cheang, membawa kita ke dalam dunia brutal Walled City, sebuah kota benteng penuh dengan kriminalitas yang menjadi medan tempur para tokoh protagonis kita. Sebagai penggemar lama film aksi Hong Kong, aku sangat antusias melihat bagaimana film ini memberikan penghormatan kepada gaya klasik, tetapi dengan kemasan modern yang lebih segar.

Film ini memiliki alur cerita yang sederhana, tetapi penuh dengan liku-liku emosional. Protagonis kita, Chan Lok-Kwan yang diperankan oleh Raymond Lam, adalah seorang pemuda yang bermigrasi ke Hong Kong dengan harapan menemukan kehidupan yang lebih baik. Namun, harapannya dengan cepat berubah menjadi mimpi buruk saat ia terjebak dalam dunia kejam Walled City. Konflik demi konflik pun terjadi, dengan Lok terlibat dalam pertarungan antara geng-geng yang menguasai kota tersebut. Meski klise, tema tentang pencarian tempat di dunia yang kacau ini terasa relevan dan emosional, terutama melalui perjalanan Lok yang menemukan "keluarga" baru di tengah-tengah kekacauan.

Salah satu hal yang membuat film ini begitu menarik adalah koreografi pertarungannya. Dari awal hingga akhir, Twilight of the Warriors dipenuhi dengan adegan-adegan aksi yang sangat intens. Setiap adegan pertarungan terasa penuh tenaga, mengingatkanku pada film-film klasik seperti SPL dan Project A. Sammo Hung, yang di usianya yang ke-72 masih bisa melakukan gerakan-gerakan kung fu yang memukau, benar-benar mencuri perhatian. Meski perannya tidak sebesar yang diharapkan, setiap kemunculannya memberikan napas segar ke dalam film.

Kelebihan lain dari film ini adalah setting-nya yang sangat atmosferik. Walled City yang kumuh, penuh dengan gedung-gedung tinggi dan lorong-lorong sempit, menjadi latar sempurna untuk adegan-adegan pertarungan yang brutal. Sinematografinya berhasil menangkap kesan suram dan terisolasi dari kota tersebut, tetapi tetap memberikan keindahan visual yang membuat mata terpaku pada layar. Tidak hanya sebagai latar, Walled City seolah menjadi karakter tersendiri dalam film ini, dengan setiap sudut kotanya bercerita tentang sejarah, kekerasan, dan kehidupan yang sulit.

Namun, bukan berarti film ini tanpa kekurangan. Salah satu hal yang menurutku agak mengganggu adalah bagaimana tema cerita yang semula aku banyak berharap pada pembahasan tentang ilmu beladiri yang digunakan, ternyata hampir-hampir tak pernah dibahas. Hampir sepanjang film aku berharap Chan Lok-Kwan mewarisi ilmu beladiri yang mumpuni, yang tentu saja tak pernah terwujud. Untungnya, transformasi Philip Ng sebagai tangan kanan Bos Besar Sammo Hung, yang berubah haluan di pertengahan cerita, mampu membuat film terasa lebih menarik, meskipun transisinya ini juga terasa kurang membangun ikatan emosional yang kuat dengan penonton.

Meski begitu, Twilight of the Warriors tetaplah film yang sangat menghibur. Adegan aksi yang memukau, sinematografi yang indah, serta penghormatan pada film aksi Hong Kong klasik menjadikannya tontonan yang layak bagi para penggemar genre ini. Ada perasaan nostalgia yang kuat ketika melihat bagaimana Soi Cheang membawa kembali gaya lama, tetapi dengan tambahan elemen-elemen modern yang lebih segar. Ini adalah film yang tidak hanya memukau secara visual, tetapi juga memiliki jiwa yang menghormati akar budaya sinematiknya.

Secara keseluruhan, Twilight of the Warriors: Walled In adalah sebuah suguhan aksi brutal yang mengingatkan kita bahwa sinema aksi Hong Kong masih memiliki nyala api yang kuat. Dengan sedikit penyempurnaan di bagian plot dan pengembangan karakter, film ini bisa menjadi lebih sempurna. Namun, untuk saat ini, Twilight of the Warriors sudah cukup memuaskan dahaga para penggemar aksi yang mencari lebih dari sekedar perkelahian, tetapi juga cerita yang memiliki hati dan makna​.

Rate: 8-/10

Komentar